Permulaan Ramadhan adalah rahmat, Pertengahan Ramadhan adalah keampunan dan Pengakhiran Ramadan adalah pembebasan dari api neraka..
Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang penuh dengan keberkatan dan keutamaan. Orang mukmin dianjurkan untuk merebut ganjaran sebaik-baiknya, dan sebanyak-banyaknya kesempatan dalam berbuat kebajikan apapun bentuknya. Mari kita menelusuri jejak dan amalan Rasululah saw. dalam menyambut bulan suci Ramadhan ini.
1. Rasulullah saw selalu bergegas
memenuhi panggilan kebaikan, seperti solat berjemaah, solat sunnah,
mengeluarkan sedekah, membaca al-Qur’an dan sebagainya.
Rasululah saw bersabda:
“Apabila datang malam pertama bulan
Ramadhan,dibelenggulah syaitan dan jin, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan
dibukalah pintu-pintu syurga, kemudian diserukan: wahai orang yang mendambakan
kebaikan, datanglah!! dan wahai orang yang tak suka kebaikan, bermalaslah!!
(artinya, engganlah memperbanyak amalmu). Dan sesungguhnya dalam bulan Ramadhan
ini setiap malamnya Allah swt. membebaskan orang-orang yang dikehendakiNYA dari
api neraka. (Hadis riwayat Imam al-Tirmidzi)
2. Rasulullah saw melipatgandakan amal perbuatan yang baik, baik yang fardhu mahupun yang sunnah.
2. Rasulullah saw melipatgandakan amal perbuatan yang baik, baik yang fardhu mahupun yang sunnah.
Diriwayatkan oleh Salman, bahwa pada suatu hari di
penghujung bulan Sya’ban Rasulullah saw. bersabda;
“Wahai sekalian manusia, telah
datang kepadamu bulan yang agung, penuh keberkahan, di dalamnya terdapat satu
malam yang lebih baik dari seribu bulan; diwajibkan padanya puasa; dan
dianjurkan untuk menghidupkan malam-malamnya. Maka barang siapa yang
mengerjakan satu kebajikan pada bulan ini, seolah-olah ia mengerjakan satu
perintah kewajiban di bulan lain, dan siapa yang mengerjakan ibadah yang
wajib,seakan-akan ia mengerjakan tujuh puluh kali kewajiban tersebut di bulan
yang lain.”
Begitulah pahala mengerjakan ibadah sunnah sama dengan pahala mengerjakan ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib akan dibalas tujuh puluh kali lipat pahalanya.
3. Rasulullah saw sangat pemurah dan sangat gemar bersedekah serta memberi makan orang yang berpuasa.
Begitulah pahala mengerjakan ibadah sunnah sama dengan pahala mengerjakan ibadah wajib, sedangkan ibadah wajib akan dibalas tujuh puluh kali lipat pahalanya.
3. Rasulullah saw sangat pemurah dan sangat gemar bersedekah serta memberi makan orang yang berpuasa.
Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhary ra., bahwa
Rasulullah saw. adalah orang yang paling pemurah, lebih-lebih pada bulan
Ramadhan. Diceritakan bahwa kebaikan beliau bagaikan hembusan angin yang
lembut, membawa banyak rahmat, menabur kegembiraan di hati orang mukmin.
Diriwayatkan pula bahwa beliau sangat penderma, bahkan tidak pernah menolak
permintaan apapun yang diajukan ke beliau.
4. Banyak berdoa, terutama ketika hendak berbuka puasa.
4. Banyak berdoa, terutama ketika hendak berbuka puasa.
Rasulullah saw
bersabda:
“Saat-saat berbuka adalah saat yang
paling tepat dan mujarab bagi orang yang berpuasa untuk berdoa.” Dan doa yang
selalu diucapkan ketika berdoa adalah “Ya Allah, hanya keranamu aku berpuasa,
dan dengan rezekimu aku berbuka, telah hilang haus dan dahaga, maka tetap
hauslah pahala bagiku, ya Allah”.
5. Rasulullah saw selalu tadarus (membaca al-Qur’an).
5. Rasulullah saw selalu tadarus (membaca al-Qur’an).
Setiap malam bulan
Ramadhan Malaikat Jibril as. selalu datang menemui Rasulullah saw., dan
bersama-sama membaca al-Qur’an, silih berganti. Hikmah tadarus Rasulullah di
antaranya adalah untuk mengajarkan umatnya agar rajin membaca al-Qur’an atau
tadarus, terutama di bulan suci Ramadhan itu, di setiap waktu, apalagi di malam
hari, dan ketika mengerjakan solat malam (tahajjud).
6. Rasulullah saw meningkatkan kesungguhan ibadahnya terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
6. Rasulullah saw meningkatkan kesungguhan ibadahnya terutama pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Hal mana dilaksanakan untuk meraih terutama lailatul
qadar. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Barangsiapa yang beribadah pada
malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan harapan, Allah akan mengampuni
dosa-dosanya yang telah ia lakukan.” Seperti kita ketahui, bahawa ibadah pada
malam ini sama nilainya dengan kita beribadah seribu bulan lamanya. Dan doa
yang paling afdhal (paling utama) diucapkan pada malam itu adalah: “Ya Allah,
sesungguhnya Engkaulah yang Maha Pengampun dan Pemurah serta sangat suka
memaafkan. Maka ampunilah kesalahan-kesalahan kami, ya Allah. (Allaahumma
innaka ‘afuwwun kariim, tuhibbu al-’afwa fa’fu ‘annaa yaa kariim).
Diriwayatkan: barang siapa yang salat Maghrib dan Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, maka ia telah mendapatkan sebagian besar keutamaan malam Lailatul Qadar itu.
Diriwayatkan: barang siapa yang salat Maghrib dan Isya’ berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, maka ia telah mendapatkan sebagian besar keutamaan malam Lailatul Qadar itu.
Riwayat yang lain mengatakan,
“Siapa yang salat Isya’
berjama’ah pada malam Lailatul Qadar itu, seakan-akan ia telah menghidupkan
separuh malam tersebut, dan bila ia menunaikan salat Subuhnya, maka ia telah
menyempurnakan seluruh malam Lailatur Qadar tersebut.
Itulah beberapa jejak Rasulullah saw pada bulan Ramadhan, yang pada dasarnya Rasululah saw mengajarkan umatnya agar bersungguh-sungguh meraih kebaikan-kebaikan yang ada padanya, dengan berbuat keta’atan, kebaikan, ibadah, terutama ibadah-ibadah sosial, seperti menolong orang lain, meringankan beban hidup orang lain, menyantuni anak yatim dan orang-orang yang papa atau memberi makan orang yang akan berbuka puasa. Di samping itu beliau juga mengajarkan umatnya agar menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan munkar, makruh, dan mubah, apalagi yang haram. Bahkan beliau memperingatkan dengan sabdanya:
Itulah beberapa jejak Rasulullah saw pada bulan Ramadhan, yang pada dasarnya Rasululah saw mengajarkan umatnya agar bersungguh-sungguh meraih kebaikan-kebaikan yang ada padanya, dengan berbuat keta’atan, kebaikan, ibadah, terutama ibadah-ibadah sosial, seperti menolong orang lain, meringankan beban hidup orang lain, menyantuni anak yatim dan orang-orang yang papa atau memberi makan orang yang akan berbuka puasa. Di samping itu beliau juga mengajarkan umatnya agar menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan munkar, makruh, dan mubah, apalagi yang haram. Bahkan beliau memperingatkan dengan sabdanya:
“Barang siapa yang tidak
meninggalkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan keji atau kotor
(seperti berdusta, membicarakan orang lain atau mengadu domba), maka tidak ada
artinya puasanya itu, kecuali ia hanya merasakan lapar dan dahaga saja.”
Demikianlah, semoga Allah swt. menerima dan melipatgandakan amal ibadah kita, dan semoga Allah swt. memberikan kekuatan di dalam menjalankannya. Salawat serta salam kepada Nabi kita Muhammad saw.
Demikianlah, semoga Allah swt. menerima dan melipatgandakan amal ibadah kita, dan semoga Allah swt. memberikan kekuatan di dalam menjalankannya. Salawat serta salam kepada Nabi kita Muhammad saw.
sumber -
http://abizakii.wordpress.com
No comments:
Post a Comment